Sunday 1 April 2012

Waspadai Kebakaran Hutan

ANTARA - Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah terus mewaspadai kebakaran hutan selama musim kemarau berkoordinasi dengan seluruh jajaran dan masyarakat sekitar kawasan hutan.


"Ya selama musim kemarau ini masih kami waspadai kemungkinan terjadi kebakaran hutan," kata Kepala Seksi Hubungan Masyarakat, Protokoler, dan Sekretariat Perum Perhutani Jateng Gembong A. Nurdjoko di Semarang, Kamis.

Menurut dia, sepanjang Juni-Agustus 2011 belum ada laporan kebakaran hutan dalam skala besar, kalaupun ada hanya kebakaran kecil yang langsung bisa diatasi oleh petugas dan masyarakat.

Ia menjelaskan, sebagian besar penyebab kebakaran hutan yang pernah terjadi adalah unsur ketidaksengajaaan atau kelalaian dari para penggarap di hutan, termasuk masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan.

"Mungkin para penggarap di hutan itu bermaksud membersihkan semak belukar dan membakarnya, ternyata apinya belum mati namun sudah ditinggal. Kalau karena sebab-sebab alami selama ini belum pernah terjadi," katanya.

Karena itu, kata dia, pihaknya terus mengoordinasi dan mengonsolidasi para petugas kesatuan pengelolaan hutan (KPH) dan masyarakat, misalnya yang tergabung dalam lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) untuk meningkatkan kewaspadaan.

Ia mengatakan, sosialisasi tentang antisipasi kebakaran hutan juga terus dilakukan, dan jika sudah terjadi kebakaran dilakukan langkah cepat untuk mengatasinya agar hutan yang terbakar tidak meluas.

"Kami bersyukur sepanjang tahun ini tidak ada kejadian kebakaran hutan, termasuk sejak memasuki musim kemarau. Pada triwulan keempat tahun ini, yakni Oktober-Desember 2011, kami telah merencanakan musim tanam," katanya.

Terkait kebakaran hutan, ia menjelaskan, selama ini yang paling rawan terjadi kebakaran adalah hutan pinus, dibanding hutan jati, padahal kondisi hutan jati justru relatif lebih kering dibanding hutan lainnya.

"Kalau kebakarannya terjadi di hutan jati, biasanya tidak sampai meluas karena pohonnya tidak sampai ikut terbakar. Kalau yang terbakar hutan pinus bahaya, pohonnya pasti ikut terbakar dan berpotensi meluas," katanya.

Apalagi, kata dia, pohon pinus memiliki getah yang cenderung lebih mudah terbakar, jika penanganannya terlambat, dimungkinkan cepat meluas dan menghanguskan lebih banyak hutan.

Selain itu, ia menjelaskan, untuk mengantisipasi kebakaran hutan juga dilakukan pembakaran secara terkontrol, dengan membersihkan semak belukar, dan membakarnya sebelum benar-benar menimbulkan kebakaran hutan.

"Namun, pembakaran terkontrol ini biasanya kami lakukan pada hutan jati, kalau hutan pinus riskan jika dilakukan. Hutan pinus banyak terdapat di Selatan Jateng, seperti Magelang, Purwokerto, dan Banyumas," kata Gembong.

No comments:

Post a Comment